Saturday, June 2, 2007

Hukuman mati

Berita mengejutkan itu sampai ke saya pagi ini. Saya datang ke kantor pukul 800. Agak terlambat ok semalam tidak bisa tidur, jam 300 masih di komputer. Salah seorang staff memberikan print out berita BBC, 29 Mei 2007, tentang hukuman mati yang dijatuhkan kepada mantan Komisioner, State Food and Drug Administration (SFDA) RRC (http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/6699441.stm) . Berita mengenai proses penahanan sudah tersebar di media masa Barat sejak beberapa bulan lalu.

Siang hari sewaktu saya pulang makan siang sekalian ambil cell phone yang ketinggalan, sempat memperhatikan tayangan berita AlJazeera. Dengan jelas ditayangkan saat vonis dijatuhkan terhadap Mr. Zheng Xiaoyu. Wajahnya sangat pucat dan sayu. Dia terduduk lemas. Saya tertegun dan sedih. Saya kenal secara pribadi walaupun tidak dekat.

Beberapa kali bertemu dalam pertemuan resmi. Beberapa kali saya diundang makan malam atau makan siang secara resmi. Dia pribadi yang tenang dan sabar. Wajahnya masih tampan dan menarik. Perawakannya tinggi dan langsing seperti halnya penduduk Cina Timur Laut. Saya pernah menyanyi Burung Kakak Tua setelah dia menyanyikan lagu dari daerah asalnya di HongKong di tahun 2002.

Di dituduh menerima suap 6.5 juta yuan selama menjabat sebagai Komisioner untuk memberikan ijin produksi dan peredaran obat. Hampir sebanyak 170 000 ijin yang dikeluarkan selama dia menjabat diragukan mutu dan keabsahannya. Saya tak akan berkomentar tentang segi hukum atau benar tidaknya tuduhan itu.

Masalah yang dihadapi negara tirai bambu ini dalam produksi dan peredaran obat sangatlah kompleks. Di satu pihak setelah reformasi dan kebijakan pasar bebas, telah terjadi peningkatan pesat kapasitas produksi obat obatan. Beberapa tahun lalu terdapat lebih lima ribu pabrik. Kemampuan untuk produksi obat yang baik masih tidak merata di semua pabrik. Kemampuan dan efisiensi pengawasan terhadap mutu dan keamanan melalui sistem registrasi dan inspeksi juga relatif terbatas.

Sebagian pabrik ini milik pemerintah dan produksinya harus diserap pasar. Dalam kondisi berlimpahnya produksi inilah banyak terjadi persaingan tidak sehat. Kadang2 obat yang tak memenuhi syarat mutu masuk ke pasar bahkan sering merembes ke pasar di negara2 lain.

Banyak keluhan dari negara2 lain. Terutama yang tidak mampu mencegah masuknya obat secara tidak legal, karena tidak berfungsinya pengawasan pasar secara optimal seperti negara2 delta Mekong. Selain obat obat yang mutunya sering dibawah standard, ada kecurigaan bahwa Cina sumber utama obat palsu. Sebagian benar.

Kebijakan pengawasan obat termasuk hal yang strategis di banyak negara. Banyak kejadian pejabat berwenang di bidang kebijakan pengawasan produksi dan peredaran obat diseret ke pengadilan. Mungkin karena memang murni penyelewengan dan korupsi, mungkin juga karena ketidak-efisienan sistem pendaftaran dan pengawasan.

Saya yakin sekali bahwa peredaran obat dibawah standard dan obat palsu ini sama sekali tidak melibatkan para pemegang kebijakan di Cina. Mereka juga telah bekerja keras untuk memeranginya di dalam negeri, walaupun mereka menolak ikut dalam sistem peringatan dini yang dikembangkan di tingkat regional. Banyak produsen obat palsu dan illegal juga telah di tangkap di Cina. Perkara menerima uang suap, saya nggak berkompeten untuk berkomentar.

Saya hanya berdoa agar vonis ini bisa diubah lebih ringan. Memang tidak mudah untuk melakukan pengawasan secara efektif jika system pengawasan belum berkembang penuh dan jumlah produsen yang harus diawasi demikian banyak. Jangan sampai hukuman dijauhkan hanya untuk menunjukkan ke dunia luar bahwa pemerintah mereka mengambil langkah serius dalam memerangi korupsi dan peredaran obat dibawah standard dan obat palsu.

Negara negara Eropa, Pasifik termasuk Australia dan New Zealand telah menghapuskan hukuman mati. Negara negara seperti USA, Jepang, India, Singapura, Malaysia, Indonesia, Korea Selatan, Taiwan masih memperlakukan hukuman mati untuk kejahatan berat seperti pembunuhan. Menurut Wikipedia, di tahun 2006, negara negara ini paling banyak melakukan hukuman mati. Cina (1010 kasus), Iran (177), Pakistan(82), Irak (65), Sudan (65), dan USA (53).

Banyak pro dan kontra akan hukuman mati. Saya tak berkompeten memberikan komentar. Moga moga ada penggemar Koki yang lebih berkompeten untuk menulis di kolom ini. Saya hanya berdoa agar Zheng Xiaouyu lepas dri hukuman tembak. Istri dan anaknya juga ikut ditangkap.

Ki Ageng Similikithi

(Telah dimuat di Kolom Kita, Kompas Cyber Media, 2 June 2007)

3 comments:

Natasha said...

Dear Dr Budi,

I am really sorry for our colleague Mr Zheng.

You still look great... Please keep up the writing. Even though I don't understand your language, I follow your articles.

With kindest regards from Natasha, Russia

Ki Ageng Similikithi said...

It is a sad story. I met with colleagues from SFDA yesterday. We tried to build up active collaboration and support

Natasha said...

Yes it is a very sad story. Hope this kind of sentence will not be imposed to anyone unless he/she commits voilent crime that poses a danger to the public.