Tuesday, July 15, 2008

Home alone

Bukan tentang film terkenal ini yang dibintangi Macaulay Culkin. yang akan saya ceritakan. Tetapi saya coba mengusik perilaku atau kebiasaan jika sedang kesepian sendirian di rumah. Suatu saat pasti pernah seorang anak sendirian tunggu rumah untuk beberapa saat. Entah karena orang tuanya jagong, belanja, pesiar atau keperluan lain. Menarik mencermati perilaku anak muda bila sedang kesepian di rumah sendirian. Mungkin bisa sekalian refleksi untuk anda sekalian,. Mohon jangan tersinggung ya.

Saya ingat benar petuah guru budi pekerti sewaktu di SMP dulu di tahun enam puluhan. Selalu berapi api memberikan petuah akan perilaku pemuda harapan bangsa. Yang paling membekas adalah petuah tentang perlikaku disiplin, jujur, bersih dan lurus. "Anak muda adalah harapan bangsa si masa depan. Harus berperilaku disiplin, jujur, bersih dan lurus" Beliau kemudian akan memberikan banyak contoh. Contoh yang paling teringat adalah "Tidak boleh gluthukan nggogohi jangan kalau sendirian di rumah" Nggogohi jangan maksudnya mencomot sayur dengan tangan tanpa menggunakan sendok. Memang bukan kebiasaan yang baik. Tapi kok langsung bisa ambil contoh itu ya?. Apa hubungannya dengan disiplin, jujur , lurus dan bersih. Mungkin sehubungan dengan karakter bersih. Teman saya yang suka angon kerbau, karena orang tuanya pelihara kerbau langsung nggrundel "Gaweane angon kebo, koq kon resikan"

Issue nggogohi jangan muncul lagi sewaktu saya di SMA beberapa tahun kemudian di Solo. Di tahun 1966, teman saya di kelas satu, Hendi, menjadi olok olok teman sekelas. Suatu akhir pekan tinggal sendirian dirumah. Dia punya kebiasaan ngemil. Apa saja diserbu.. Nggak ada makanan ringan ya lauk pauk di lemari. Tangannya selalu operasi "nggogohi jangan " alias suka mencomot lauk. Kala ibunya datang , perbuatannya ketahuan. Ibunya marah marah. "Pemuda kok sukanya nyomoti lauk. Awas dapat isteri gendhut kamu nanti " Tetangga dekat Hendi memang ada seorang anak gadis yang gendut. Ibu Hendi sama ibu gadis itu nggak pernah cocok. Saling sindir jika ada kesempatan. Tetapi saat itu anak sendiri yang salah nyomoti lauk, kok anak tetangga nggak apa apa ikut kesindir ? Biasalah ibu ibu. Berita tersebar di kampong dan sampai ke teman lain Hendi, Diono yang juga teman satu sekolahan kami. Mereka tinggal di kampong Kadipolo Solo... Olok olok ini sampai ke pak guru budi pekerti, yang juga pegang bimbingan dan konseling. Matilah dia. Harus menghadap bimbingan dan konseling beberapa kali. Popularitasnya menurun drastis. Untung sekolahan kami laki laki semua.

Kebiasaan ngemil atau makan saat kesepian sendiri di rumah banyak dijumpai di kalangan anak muda. Ya memang ini kebiasaan napsu alamiah yang paling gampang. Refleksi perkembangan fase oral yang menggebu. Biasanya yang paling sering ya ngemil makanan kecil. Atau masak bakmi atau goreng telor. Atau beli bakso atau somai kalau ada penjual keliling lewat. Nggak tahu biasanya makanan yang rasanya manis kurang populer. Jangan lupa sediakan logistik makanan secukupnya jika anda meninggalkan anak sendirian di rumah.

Tak hanya kebiasaan makan saja yang muncul di kala sendirian. Banyak kebiasaan lain dan kadang kadang aneh rasanya. Anak saya almarhum Moko jika rumah sepi. sering saya lihat bergaya menirukan penyanyi New Kid on the Block atau Michael Jacksson. Tak hanya puas berdiri di muka kaca, tetapi bergaya seolah dipanggung bergerak berputar di sekeliling ruang keluarga. Bolak balik bergumam " Kapan saya bisa rekaman atau show ya". Dia nggak suka nyanyi. Hanya suka menirukan gaya penyanyi masa kini.

Banyak anak di kala sendirian di rumah, suka berhias dan mematut matut pakaian yang terbaik.. Tak pernah bosan bergaya di muka kaca. Seolah mengagumi kecantikan atau ketampanan wajah sendiri. Kadang khayalan melayang. Sewaktu SMP saya sering membayangkan memakai pakaian sport dan menjadi juara lari sprint. Melakukan adegan seolah sedang menerima piala dibarengi tepuk penonton. Mungkin karena melihat film Olimpiade Roma dan berita kemenangan Sarengat dalam Asian Games 1962. Hanya bayangan. Di dunia nyata, dalam ujian ketangkasan badan saat kelas dua SMP, prestasi sprint saya ambleg. Lari 80 meter, 12.5 detik. Peniti celana saya lepas. Perut tertusuk ujung peniti. Pernah saya ceritakan.di Koki.

Yang sering saya ingat jika ayah saya nggak ada di rumah, curi pakai jas dan pecinya. Mencoba menirukan gaya diplomat kita saat bersalaman atau berunding. Tokoh idola saya adalah Sutan Syahrir, diplomat muda Indonesia yang meluluh lantakkan diplomasi diplomat kawakan Belanda di sidang umum PBB. Dia masih berumur 33 tahun saat menjabat Perdana Menteri waktu itu. Cerita mengenai kepiawaiannya selalu membayang saat saya duduk di SMP puluhan tahun kemudian. . Begitu asyik menirukan gaya pidato Nikita Kruschev atau Andrei Gromyko, menteri luar negeri Uni Soviet yang tak pernah senyum itu. "Nyeeeet"

Kadang ada kebiasaan yang agak jorok, jika sendirian di rumah atau di kamar. Bermain dan mengelus alat kemaluan. Di tahun tujuh puluh ketika mondok di Gerjen Yogya, ada anak sepondokan, Jimmy yang masih duduk di kelas satu SMP. Kebiasaannya setiap sendirian di kamar selalu mengggenggam dan mengelus elus burung kemaluannya. Seolah takut kalau akan terbang atau hilang. Bangun tidur juga selalu memeriksa sang burung , jangan jangan ada yang kurang. Anaknya boleh di kata sangat alim dan pendiam. Tak berkaitan dengan tabiat alim atau tidak. Ini berhubungan dengan masalah keamanan alat vital mungkin.

Tak tahu apa yang terjadi sekarang. Banyak sarana untuk membunuh kesepian. Ada radio, televisi, video game, chatting di internet. Semua bisa tersalurkan dengan aman. Tetapi kebiasaan ngemil atau makan tak akan bisa diganti dengan sarana komunikasi modern seperti ini. Apa lagi ada yang punya kebiasaan ngintip jika sedang kesepian. Salah seorang dosen yang saya kenal di Yogya, punya kebiasaan ngintip asrama perawat atau bidan di Mangkubumen. Kebiasaan atau penyakit ini tak hanya kalau kesepian di rumah sendirian. Mungkin di rumah tidak ada yang asyik untuk di intip.

Salam damai. Pemuda harapan bangsa jangan suka nyomoti lauk di almari.
Ki Ageng Similikithi

Dimuat di Kolom Kita Kompas Cyber Community, 11 Juli 2008
(http://community.kompas.com/read/artikel/660)

1 comment:

Ki Ageng Similikithi said...

Terima kasih. Akan saya pikir pikir deh and get back to you
Salam