Tuesday, June 26, 2018

Hanya mimpi


Tetangga saya Parta, 17 thn di tahun 61 selalu ngebet utk bertemu Juwita, gadis tetangga desa yg selalu lewat pulang pergi sekolah. Parta sdh tdk sekolah setelah tamat Sekolah Rakyat.
Saya waktu itu masih duduk di kelas 2 SMP di Ambarawa. Parta berulang kali cerita kalau didatangi Juwita dalam mimpinya dan Juwita gadis manis nan seksi itu menyatakan cinta dan ingin hidup selamanya bersama Parta. Tiap petang Parta menunggu Juwita pulang sekolah. Juwita masuk sekolah siang di Ambarawa, rumahnya di Gandaria 1km dri kampung saya.
Ketika Juwita beberapa hari nampak acuh Parta tdk kehabisan akal. Dia minta saya menuliskan surat cinta. Dia tidak bisa menulis. Saya membantu menulis surat yg menurut saya agak janggal. .... Oh Juwita kau datang dalam mimpi. Wajahmu selalu terbayang. Untuk menghilangkan bayang2, saya minta potomu. Saya mencintaimu sampai mati....Surat dititipkan ke sepupu saya yg sekelas dengan Juwita.Hari demi hari berlalu. Parta selalu menunggu di ujung desa saat Juwita lewat. Saya tidak tahu ceritanya. Beberapa minggu kemudian terdengar kabar kalau Juwita kawin sama gurunya. Parta begitu terpukul. Dia kemudian hijrah ke Jakarta ikut saudaranya dan tidak pernah lagi pulang ke desa. Konon dia berhasil di Jakarta menjadi anggota tim massage nya kontingen Indonesia di Asian Games 1962. Sukses Parta.

Banyak orang seperti Parta, tidak mampu membedakan impian dan kenyataan. Apa yang dia impikan atau khayalkan seolah kenyataan dalam hubungan asmara. Untung Parta bisa putar haluan dan kembali ke dunia nyata.Dalam sejarah diktator Idi Amin dari Uganda pernah bermimpi kalau Princess Anne mencintainya dan bermain cinta dengannya. Dia mengadakan konperensi pers dan mengirimkan surat resmi lamaran ke Ratu. Dutabesar Uganda dulunya aktivis mahasiswa ditugaskan menghantarkan surat ke Ratu. Dia tidak mendapatkan waktu untuk menghadap. Takut luar biasa dia membelot tidak berani pulang ke Uganda. Saya dengar cerita dri teman Uganda, Jeffri yg waktu itu sana sama sedang ambil doktor di NewCastle UK. Tahun 1980 saya sempat dikenalkan dengan mantan duta besar tersebut di London. Pria nampak sangat arif dengan bahasa Inggris yang halus. Saya tdk berani tanya ttg insiden itu.

Pesan singkat. Kita nikmati impian indah. Tetapi impian tetap saja impian. Banyak proses harus dilalui utk menjadi kenyataan
Ki Ageng

No comments: