Saturday, April 24, 2010

Wewangian Arab

Bulan April di Muscat. Hawa musim panas membakar di siang hari. Seharian saya di rumah sama cucu. NYI sering ikut keluar. Antar jemput Laras, cucu sulung. Dia masih di play group. Saya banyak bermalasan di rumah. Hanya kadang ikut jalan jalan di sore hari. Hawa lebih sejuk dengan angin bertiup sepoi. Sore itu kami berenam ke pantai di Mutrah, 20 km dari rumah. Bersih dan teratur. Kami menuju pasar tradisional. Sangat tertata rapi dan bersih. Muscat sangat siap menyambut turis. Dalam kampung dengan gang2 sempit, berderet segala macam toko. Menjual apa saja, mulai perhiasan emas, karpet, kerajinan, dan lain lain. Orang Oman juga sangat ramah dan membantu terhadap pengunjung.

Swiss Arabia. Nama salah satu toko wewangian, menarik perhatian saya. Sejak mendarat di bandara Muscat, saya mencium bau wangi yang kuat. Nyi bilang kalau pria Arab biasanya selalu rajin pakai wewangian. Penjaga toko nampaknya orang India. Setiap ditanya selalu mengiyakan dengan menggelengkan kepala. “Do you have a real traditional Arab perfume?”“ Yes Sir. I have plenty. Natural Arabian essential oil”. Minyak essensial adalah minyak aromatic dari tanaman atau bunga bungaan. Biasanya dibuat dengan proses destilasi. Bedanya dengan parfum modern yang biasa kita pakai, wewangian minyak essensial ini masih asli, tidak tercampur alkohol.

“ This perfume is perfectly suitable for man. It also attracts ladies. Beautiful ladies only”. Bicaranya meyakinkan sekali. NYI menggumam “ Gombal, nek tuku cepet wae tuku”. Saya pilih satu. Baunya lembut menghanyutkan. Lupa dari bunga apa. Tawar menawar sebentar, 100 cc hanya dua puluh enam dolar. Dikasih bonus tiga botol kecil wewangian a 15 cc, dalam kotak kecil yang menarik. “Beli sekalian untuk oleh oleh” NYI menyarankan. Ragu ragu saya. Oleh oleh kok minyak wangi. Terlalu pribadi. Sore itu hanya duduk duduk dipantai. Menikmati angin laut. Akhirnya makan malam di rumah makan Turki. Sempat lihat babut (karpet) sutera dari Esfahan Iran. Indah sekali. Koleksi saya hanya dari Tibet sama Kashmir. Pengin tambah koleksi sutera. Perlu survei dulu karena mahal.

Malam itu tertidur pulas. Pagi pagi dikejutkan dengan teriakan Laras “Ki sama NYI kok tidur melulu sih”. Jam 730, biasanya Nyi ikut ngantar dia ke sekolah. Nyi selalu bangun pagi. Jam lima terus solat. Kali ini ketiduran sampai siang. Saya pikir karena capai semalam jalan jalan. Atau masih jetlag. Pikiran saya melenceng. Jangan jangan karena wewangian Arab itu. Semalam saya coba sebelum tidur. Siapa tahu bisa mimpi indah. Edaaaan. Siang itu saya bilang. Pengin ke Mutrah lagi. Lihat babut sutera itu. Tetapi sebenarnya juga pengin beli wewangian itu lagi untuk oleh oleh.

Selang tiga hari kami kembali ke Mutrah. NYI akan dihadiahi anak saya Wisnu sama Indri. Mereka ke toko emas yang berjajar di lorong lorong sempit. Tetapi sangat teratur. Emas Arab katanya lebih bagus. Tak tahulah. Saya tak paham. Saya mampir ke toko Swiss Arabia. Penjaganya kali ini bukan pria India itu. Seorang wanita Oman. Masih muda. “ Can I have the same traditional Arabic perfume ? The one that attracts ladies”. Dengan tenang dia menjawab. “Certainly Sir. Not only ladies, but also bull, camel and goat”. Mungkin menyindir, mungkin bercanda. Tak usah dipikirin. Saya pilih minyak jasmine. Bisa untuk pria dan wanita. Beli beberapa botol kecil untuk oleh oleh.

Sewaktu pulang ke Manila tak berani saya bawa botol botol parfum itu di tentengan. Resiko. Saya pernah lihat orang Indonesia pulang dri Timur Tengah, parfumnya disita di Changi. Hanya 100 cc yang boleh di bawa. Saya masukkan bagasi bersama babut sutera Persia itu. Koleksi baru.

Minggu berikutnya, hari Senin di kantor Manila. Nara, kolega baru ahli bahan alam, yang ketemu pertama kali. Dia dari Asia Tengah, didikan Jerman. Suaminya seorang geolog didikan Rusia. Strong personality. Sewaktu saya kasih minyak itu dia lantas cerita panjang lebar. Sejak diketemukannya teknologi destilasi untuk ekstraksi minyak aromatik bunga bungaan, kemudian manusia memakai minyak wewangian untuk parfum, perselingkuhan dan penyelewengan merebak dalam kehidupan manusia.. Katanya instink manusia terhadap pheromone alami jadi buyar. Pheromone adalah senyawa biologis endogen yang dikeluarkan dalam bentuk bau yang khas, berkaitan dengan hubungan sosial, terutama hubungan cinta pria dan wanita. Pasangan pasangan akan saling terikat dalam hubungan cinta yang langgeng karena sensasi bau yang khas yang keluar dari masing masing anggota pasangan.

Pheromone hanya dikeluarkan dalam hubungan dalam satu spesies. Jadi tak mungkin pria yang memakai minyak essensial Arab itu juga akan menarik onta, kambing atau sapi. Sendiri sendiri pheromonnya. Amatilah sebelum kuda, kambing, lembu atau anjing itu bercinta, si jantan akan mengendus endus hidung dan mulutnya di daerah kemaluan pasangan wanitanya. Sebenarnya dia ingin mencari bau pheromone alamiah dari pasangannya. Jika bau itu tak terdeteksi, mungkin hubungan seksual bisa batal atau tak mencapai intensitas puncak. Juga jangan berang jika pasangan pria anda nyungir nyungir hidungnya saat mau bercinta. Dia sebenarnya sedang mencari bau pheromone alamiah anda. Mendeteksinya dan membedakannya dari berbagai bau parfum yang anda kenakan. Mungkin pertanda kesetiaan.

Dengan teknologi destilasi manusia menemukan minyak essensial bunga bungaan. Dipakai sepanjang jaman sebagai wewangian dalam tata pergaulan sehari hari. Implikasinya tak tersadari. Kemampuan instink untuk membau pheromone alamiah pasangan cinta jadi kabur. Karena begitu banyak bau yang membanjiri kehidupan manusia. Entah namanya parfum, entah pheromone sintetik komersial. Perselingkuhan dan penyelewengan meraja lela. Spesias spesies lain, seperti burung dara, kuda, onta mungkin tak ada istilah perselingkuhan. Tak ada kemampuan memanipulasi bau pheromone alamiah. Jangan ganti ganti parfum atau wewangian. Pasangan anda bisa bingung atau pura pura bingung. Kalau bercinta terus nyungir nyungir.

Take it easy. Hanya lamunan maya. Salam damai.
Ki Ageng Similikithi

5 comments:

eyang bethoro said...

boleh coba ki.. minyak seribu bunga atau malaikat subuh. bisa2 sampai lohor baru bangun..

Ki Ageng Similikithi said...

Eyang Bethoro,
Tak berani saya coba coba. tulang sudah menua. Hanya jadi penyimak

nadhika said...

wah, akhirnya ketemu juga dengan official blog ki. selama ini saya hanya membaca tulisan ki di koki, karena saya ketagihan dengan tulisan2 ki yang lain saya coba googling dengan nama ki...dan akhirnya nemu blog ini....salam kenal ki

Ki Ageng Similikithi said...

Terima kasih Nadika Moga moga anda menikmatinya. Salam hangat selalu

Anonymous said...

Il semble que vous soyez un expert dans ce domaine, vos remarques sont tres interessantes, merci.

- Daniel