Terasa ada sesuatu sesuatu yang hilang. Sejak beberapa bulan terakhir tak sempat lagi menulis dan bercerita di dunia maya. Hanya karena kesibukan semata. Mungkin juga karena jenuh dalam keheningan yang dalam. Tanpa sapaan, tanpa ungkapan. Hanya lamunan yang melanglang. Mencoba lagi untuk menulis ketika ada teman maya yang menanyakan kelanjutan cerita yang belum selesai itu.
Ada rasa bersalah yang menyelinap. Seperti beberapa tahun lalu ketika tak mampu lagi meneruskan tulisan “ Cerita dari balik rembulan”. Cerita tentang kisah perjalanan yang selalu saya sampaikan ketika pulang. Ketika anak anak masih kecil. Ketika Moko masih ada di antara kami. Saya selalu menikmati matanya yang berbinar mendengarkan cerita cerita saya. Ketika dia pergi, saya ingin merangkai kembali cerita cerita itu. Dengan harapan moga moga dia akan mendengarnya dari balik rembulan. Saya berjanji untuk menulisnya kembali cerita cerita itu. Tetapi ketika tak ada kemampuan lagi untuk merangkainya, untuk menulisnya, ada rasa bersalah yang mendera. Tak bisa memenuhi janji itu lagi.
Ketika berbulan bulan terhenti meneruskan cerita perjalanan cinta dua manusia, Bramantyo dan Pipit Rosalina, saya merasa bersalah kepada pasangan yang sebagian besar kisah hidupnya telah mengilhami cerita itu. Pasangan itu juga sudah pergi selamanya. Saya bersalah tak mencurahkan kisah cinta mereka yang langgeng dalam cerita saya “ Kasih Menyusur Waktu”. Saya tak bergeming ketika seseorang memberikan komentar cerita cinta itu berbau picisan. Saya tidak peduli. Mengungkapkan kisah sepasang anak manusia menyusuri perjalanan kasih mereka yang abadi , bukanlah hanya monopoli seorang sastrawan. Saya bukanlah siapa siapa. Bukan sastrawan yang ingin dipuja. Saya hanya seorang manusia yang ingin mengungkapkan cerita tentang perjalanan hidup. Perjalanan Bramantyo dan Pipit Rosalina, yang tokoh tokoh aslinya telah tiada. Dan saya merasa lebih bersalah ketika terhenti. Ketika tak mampu lagi meneruskannya.
Saya juga merasa bersalah terhadap mereka yang telah berbaik hati dan meluangkan waktu membaca cerita saya. Seolah meninggalkan mereka dengan tanda tanya. Tentang kelanjutan kisah itu. Hari hari ini saya mencoba lagi untuk merangkai kata. Untuk meneruskan cerita. Untuk menyapa mereka. Meskipun hanya lewat dunia maya. Dunia tak berbatas. Tak bertepi. Keberadaan manusia hanyalah partikel yang teramat kecil dalam jagad raya. Mungkin hanya dengan cerita cerita itu orang akan ingat akan keberadaan kita.
Salam damai dari Muscat
Saturday, April 17, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
he he saya juga termasuk yang selalu menunggu2 lanjutan ceritanya ki. makin lama semangkin bikin penasaran. trims wassalam.
Matur nuwun Eyang Bethoro. Wis tedak seka pertapan iki. Salam hangat selalu
Post a Comment