Dalam satu konperensi pers mengenai
di tahun 2004 di Manila, seorang wartawan kantor berita pemerintah
negara adidaya Asia mencecar kami dengan
pertanyaan, apa yang bisa anda lakukan dengan para pelaku dan pengedar obat
palsu itu, berapa banyak sumberdaya anda
melawan mereka? Boss agak tersentak
dengan pertanyaan menusuk itu. Dia menjawab dengan tenang dan melempar inti
pertanyaan ke saya, ‘He is the responsible officer in charge”. Saya menjelaskan strategi dan Rapid Alert System yang sedang kami
kembangkan, dan meenghimbau agar pemerintahnya bisa bekerja sama. Dengan nada meninggi saya menutup penjelasan,
“I promise we will hunt down those criminals”. Boss saya agak kaget mendengar nya. Di luar ruangan dia
bertanya, apa maksud kata kata saya.
“Let me work out and get back to you”.
Selang beberapa minggu kemudian, kami menyelenggarakan
pertemuan membahas masalah yang sama di Hanoi. Malam malam di hari pertama, kira
kira jam 1 pagi, ada tilpon berdering. Suara nyaring diseberang sana menanyakan
mengenai masalah peredaran obat palsu, terutama anti malaria di Asia. What your
organization has done so far? Is your organization sleeping and keep quiete on
this issue? Setengah ngantuk saya
menjawab, organisasi kami punya berbagai program dan amunisi melawan peredaran
obat palsu. But you are wright, I am
sleeping now, its pass mid nite . Not a good time for an interview. Anda menghubungi kami lewat tengah malam,
bukan saat tepat untuk wawancara.
Erik, seorang perwira polisi dari
salah satu negara Skandinavia mewakili lembaga kepolisian internasional sengaja
kami undang dalam pertemuan tersebut. Kami belum sempat berbicara secara
pribadi dengan dia. Hanya tahu dalam perkenalan di awal sidang dan saat dia
presentasi menjelaskan programnya saja. Kemudian dia minta bertemu informal
sorenya sesudah sidang selesai. Saya menyanggupi dan mengajak wakil saya Truls
bertemu dia di coffee shop hotel. Erik ternyata
pribadi yang hangat, ramah dan mudah diajak diskusi. Agak terkejut
ketika dia membawa hadiah sebotol anggur putih dengan merek dari lembaganya,
lembaga kepolisian internasional. Truls
menginjak kaki saya ketika saya akan menerima botol anggur itu. Erik melihat
keraguan kami. “No worry friends. This is a legal product from my organization.
Not confiscated from raids”. Kami tertawa semua
dan bergurau tentang pemalsuan anggur. Kemudian bicara santai mengenai kemungkinan kerja
sama operasi bersama.
Beberapa waktu berlalu, Erik
kembali ke negaranya dari kantor lembaga kepolisian internasional. Dia
mendapatkan promosi menjadi kepala kepolisian wilayah di sana. Mungkin sama
dengan Kapolda kalau di Indonesia. Truls, wakil saya pindah ke Fiji,
kedudukannya digantikan oleh seorang staf putri yang tadinya pejabat tinggi di
Mongolia. Seorang perwira SY dari
Inggris menggantikan kedudukan Erik, namanya John. Dia seorang perwira yang
sangat berpengalaman dalam operasi sandi melawan kejahatan antar negara.
Dalam pertemuan di Manila tahun 2006, kami mulai membuat
rencana strategis kerjasama antara dua organisasi untuk melawan peredaran obat
palsu terutama anti malaria di Delta Mekong. Organisasi kami diwakili oleh Eva
dan saya , penanggung jawab program malaria dan program obat obatan. Kami
menyelenggarakan berbagai pertemuan dengan laboratorium laboratorium forensik terkemuka di dunia dari Kanada, USA,
Australia dan New Zealland. Menjelang salah satu pertemuan di Manila, di tahun
2007, John bilang kalau masa tugas di lembaga kepolisian antar negara sudah
selesai dan harus kembali ke negaranya. Dia akan mengajak staf penggantinya.
Ketika pertemuan koordinasi
terjadi, benar John membawa
kolega yang akan menggantikannya, seorang perwira polisi dari Perancis.
Saya tidak bisa menutupi kekagetan saya ketika dia diperkenalkan, seorang
wanita muda yang gemulai dan bahasa halus dengan aksen Perancis yang khas. Dia lebih
pantas menjadi peragawati atau bintang layar lebar kayaknya. Salah
seorang pejabat senior yang hadir sempat
bertanya apa ranking dia di kepolisian negaranya, mungkin juga karena rasa kaget
saja pertanyaan nggak pas ini meluncur.
Aline manjawab dengan tenang bahwa dia berpangkat kapten, tetapi sudah
berpengalaman dalam investigasi forensic
dan operasi di lapangan.
Kesan kami berubah total ketika dia mulai menjelaskan hasil
hasil pemeriksaan forensik terhadap sampel sampel yang dikumpulkan. Analisisnya
begitu tajam. Dia bisa memperkirakan kira kira fasilitas pabrik seperti apa
yang dipakai untuk memproduksi obat palsu tersebut. Termasuk menebak lokasi
asalnya berdasarkan kandungan serbuk
benang sari tetumbuhan dan senyawa kapur yang ada di dalam sampel. Ada satu lokasi di salah satu daerah pegunungan di Asia yang
sangat mungkin menjadi tempat produksi
obat obat palsu tersebut. Bukti bukti ini lebih dari cukup untuk diberikan
kepada kepolisian negara yang bersangkutan dan mengajak kerja sama operasi
lapangan.
Sejak itu secara resmi kendali operasi dipegang oleh Aline
atas nama organisasinya. Kami hanya mendukung di belakang dan melakukan
koordinasi dan penggalian sumberdayanya. Beberapa rapat koordinasi yang rumit, terutama
yang menyangkut kepekaan politik suatu negara, bisa dilalui dengan lancar. Di
sebagian besar negara kegiatan ini mendapatkan perhatian khusus dari pemimpin
politik, bahkan seorang wakil menteri dalam negeri suatu negara penting, ikut
datang dan memberikan masukan akan harapan dari negaranya.
Operasi pertama berhasil gemilang. Berjuta juta dolar obat palsu bisa diamankan secara serentak di negara negara yang ikut dalam operasi bersama ini. Organisasi di mana Aline bekerja, yang memimpin operasi, menyebarkan press release di media global. Organisasi dimana saya bekerja, sesuai dengan cara kerja yang telah dianut bertahun tahun, tidak membuat publikasi besar besaran. Tetap low profile, walau sebagian besar beaya operasi datang dari program saya. Tetapi tak ayal, radio ABC mewawancarai saya langsung, hanya diberi tahu setengah jam sebelumnya. Karena keberhasilan operasi pertama, maka kemudian disepakati untuk mengulang sekali lagi operasi bersama yang melibatkan tiga lembaga internasional, dan tiga lembaga nasional dari 6 negara Asia tersebut. Aline memegang kendali operasi berkoordinasi dengan lembaga regulasi dan penegak hukum di masing masing negara. Operasi tahap ke dua juga berhasil gemilang, dan ditutup secara resmi dalam satu pertemuan di Yogyakarta.
Operasi pertama berhasil gemilang. Berjuta juta dolar obat palsu bisa diamankan secara serentak di negara negara yang ikut dalam operasi bersama ini. Organisasi di mana Aline bekerja, yang memimpin operasi, menyebarkan press release di media global. Organisasi dimana saya bekerja, sesuai dengan cara kerja yang telah dianut bertahun tahun, tidak membuat publikasi besar besaran. Tetap low profile, walau sebagian besar beaya operasi datang dari program saya. Tetapi tak ayal, radio ABC mewawancarai saya langsung, hanya diberi tahu setengah jam sebelumnya. Karena keberhasilan operasi pertama, maka kemudian disepakati untuk mengulang sekali lagi operasi bersama yang melibatkan tiga lembaga internasional, dan tiga lembaga nasional dari 6 negara Asia tersebut. Aline memegang kendali operasi berkoordinasi dengan lembaga regulasi dan penegak hukum di masing masing negara. Operasi tahap ke dua juga berhasil gemilang, dan ditutup secara resmi dalam satu pertemuan di Yogyakarta.
Tahun tahun berlalu, saya masih mengingat dengan jelas
kegiatan operasi tersebut. Saya merasa beruntung bisa mendorong dan terlibat
dalam operasi bersama yang melibatkan berbagai lembaga internasional dan lembaga
lintas sektoral di berbagai negara.
Betapapun rancangan dan rencana yang telah dibuat dalam perencanaan,
tetapi faktor keberhasilan adalah
komando operasi antar negara, yang dipegang Aline. Dia seorang komandan operasi
yang sangat teliti dan berdedikasi. Pribadi yang hangat dan sabar dalam setiap
tahap negosiasi. Ketika angin politik
menerpa bertubi tubi, semua keputusan
dikembalikan kepada para politisi untuk membuat keputusan, asalkan kegiatan
kerja sama tetap berjalan untuk keamanan publik. Ketika tiba waktunya saya meninggalkan
organisasi saya karena pension, pengganti saya Klara mempelajari operasi ini
dengan seksama dan memutuskan akan meneruskannya.